Dentuman gamelan dan riuhnya suara penabuh yang serasi memecah keheningan pagi di Wonosari, Gunungkidul. Bukan sembarang suara, melainkan alunan magis Baleganjur, orkestra perkusi tradisional Bali, yang pada Sabtu pagi ini (5/7) memompa semangat para peserta Bhayangkara City Run Polres Gunungkidul.

Kehadiran Baleganjur bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah pertunjukan yang berhasil menyemarakkan acara lari tahunan dalam rangka Hari Bhayangkara ke-79 ini.
Sejak pagi, grup Baleganjur telah bersiap di titik-titik strategis rute lari.

Dengan kostum khas yang memukau dan energi yang meluap, mereka memainkan komposisi-komposisi dinamis yang mengiringi langkah ribuan pelari.
Tabuhan kendang, ceng-ceng, kempur, dan reong berpadu harmonis, menciptakan suasana yang membakar adrenalin sekaligus memukau mata. Tak sedikit pelari yang terlihat melambaikan tangan, tersenyenyum, atau bahkan sedikit berjoget mengikuti irama saat melintas di depan para penabuh.

Kapolres Gunungkidul, AKBP Miharni Hanapi, S.I.K., M.M., mengungkapkan apresiasinya terhadap peran seni dalam menyukseskan acara ini.

"Pertunjukan Baleganjur ini memberikan warna yang unik dan semangat yang luar biasa bagi Bhayangkara City Run kali ini. Ini menunjukkan bagaimana seni dan budaya bisa bersinergi dengan kegiatan olahraga untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan," ujar AKBP Miharni.

Lebih dari sekadar pentas seni, kehadiran Baleganjur juga menjadi simbol perpaduan budaya dan semangat kebersamaan yang menjadi inti dari perayaan Hari Bhayangkara. Melalui harmoni suara dan gerakan, Baleganjur sukses menjadi penyuntik energi sekaligus daya tarik tersendiri, membuat Bhayangkara City Run Polres Gunungkidul tidak hanya menjadi ajang adu kecepatan, tetapi juga festival kebersamaan yang sarat akan kekayaan budaya.

( Humas Polres Gunungkidul ).