jogja.polri.go.id -Humas, Dalam upaya meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kalangan pengemudi angkutan wisata, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Sleman melaksanakan kegiatan edukasi dan imbauan kepada para sopir dan kru garasi Perusahaan Otobus (PO) pariwisata di wilayah Sleman, baru-baru ini, Sabtu 3 Mei 2025.

Fokus utama kegiatan ini adalah penyuluhan terkait penggunaan klakson modifikasi jenis basuri atau yang dikenal masyarakat luas sebagai klakson telolet.

Petugas memberikan penjelasan langsung mengenai dampak negatif penggunaan klakson tersebut yang dinilai tidak sesuai dengan peruntukannya.

Kasat Lantas Polresta Sleman AKP Anang Hadiyanto, S.H., M.H., menyampaikan bahwa klakson telolet, meskipun populer, dapat menimbulkan gangguan di jalan raya, terutama di kawasan padat penduduk atau lalu lintas yang ramai.

"Penggunaan klakson harus sesuai standar teknis yang diatur dalam peraturan lalu lintas. Klakson yang dimodifikasi secara berlebihan tidak hanya mengganggu pengguna jalan lain, tetapi juga berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas," ujar AKP Anang.

Ia menambahkan bahwa tindakan modifikasi klakson yang tidak sesuai dapat dikenakan sanksi berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Meski demikian, pendekatan yang dilakukan oleh Satlantas bersifat persuasif dan edukatif.

"Tujuan kami bukan semata-mata melarang, tetapi lebih pada mengedukasi pengemudi dan pemilik PO agar memahami risiko serta pentingnya menjaga etika dan keselamatan dalam berlalu lintas," tambahnya.

Selain memberikan pemahaman hukum, kegiatan ini juga menekankan pentingnya keselamatan penumpang sebagai prioritas utama.

Satlantas berharap dengan adanya imbauan ini, para pengemudi bus lebih bijak dalam menggunakan perangkat kendaraan mereka dan turut serta menciptakan lalu lintas yang aman dan kondusif di Sleman.

Kegiatan serupa akan terus digelar secara berkala di berbagai garasi dan terminal bus yang berada di wilayah hukum Polresta Sleman sebagai bagian dari strategi preventif dalam mewujudkan budaya tertib berlalu lintas.