bidhumas.diy@polri.go.id (0274) 884444

Staff Ahli Kapolri: Humas Polri Harus Adaptif Hadapi Serangan Digital dan Era Post-Truth

6 May 2025    19:33

jogja.polri.go.id  Staff Ahli Kapolri Bidang Media Sosial, Rustika Herlambang, menegaskan pentingnya adaptasi Humas Polri dalam menghadapi tantangan komunikasi publik di era digital, termasuk fenomena post-truth, disinformasi, dan serangan siber. Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Humas Polri Tahun 2025 yang berlangsung di Akpol Semarang pada Selasa (6/5/2025).

"Jejak digital itu sangat kejam. Reputasi institusi bisa runtuh dalam hitungan menit, terutama di era media sosial yang sangat dinamis," ujar Rustika dalam sesi pembukaan paparannya.

Ia menekankan bahwa tantangan saat ini tidak hanya sebatas penyampaian informasi, tetapi juga bagaimana Humas Polri dapat mengelola opini publik dan mendeteksi pola serangan digital, baik yang bersifat organik maupun tidak organik.

"Jika serangan muncul serentak di banyak titik secara bersamaan, kita harus waspada. Bisa jadi itu difabrikasi atau bahkan dijalankan oleh bot atau AI," tegasnya.

Rustika mengungkapkan, berdasarkan data pemantauan, eksposur isu negatif terhadap Polri di media sosial melonjak tajam pada akhir tahun 2024, dengan tingkat eksposur hampir dua kali lipat dibandingkan tren sebelumnya. Fenomena ini diperkuat oleh algoritma media sosial yang memengaruhi polarisasi opini publik dan sering kali menciptakan persepsi massal yang tidak faktual.

"Di era fast politic, fakta bisa dianggap bohong dan kebohongan bisa dipercaya. Ini adalah tantangan nyata bagi Humas Polri," tambahnya.

Ia juga mengingatkan bahwa seluruh anggota Polri, tanpa kecuali, memiliki peran sebagai bagian dari fungsi kehumasan.

"Setiap anggota Polri adalah humas. Maka, literasi digital dan kesadaran terhadap dampak komunikasi di media sosial sangat penting," ujarnya, mengutip pernyataan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho.

Sebagai contoh, Rustika menyebut kasus "Sukatani" sebagai pelajaran penting dalam strategi komunikasi. Ia menjelaskan bahwa isu yang sebelumnya minim perhatian publik dapat meledak karena cara respons yang tidak tepat, hingga menciptakan tagar dan gerakan yang menyudutkan institusi.

Rustika menutup dengan menegaskan bahwa Humas Polri harus mengadopsi strategi komunikasi berbasis data, adaptif terhadap teknologi, dan berfokus pada pembangunan kepercayaan publik secara konsisten.

"Menang di lapangan tidak cukup. Kita juga harus menang dalam persepsi publik. Kunci utamanya adalah penguasaan komunikasi digital," pungkasnya.


Tribrata News Terkait

Jangan lupa baca juga berita-berita online terkait di bawah ini