polresjogja@gmail.com (0274) 543920

Polsek Gondomanan Amankan Grebeg Maulud Jimawal 1957

29 Sep 2023    11:56

Pada Kamis (28/09/2023), jajaran personel Polsek Gondomanan di bawah pimpinan Kapolsek Gondomanan Kompol Abdul Jalil, S.H., melaksanakan pengamanan giat Grebeg Maulud Jimawal 1957.

Keraton Yogyakarta menggelar tradisi Grebeg Maulud sebagai salah satu rangkaian Hajad Dalem Sekaten Jimawal 1957 memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Ribuan masyarakat terlihat memadati sejumlah titik acara sejak pagi. Mereka memenuhi trotoar hingga badan jalan demi melihat serta mengabadikan momen iring-iringan bregada dan gunungan di tengah teriknya matahari.

Penghageng II KHP Widya Budaya KRT Rintaiswara menjelaskan, pelaksanaan Grebeg Maulud tahun ini dilakukan dengan iring-iringan bregada prajurit dan tujuh gunungan.

Ketujuh gunungan tersebut terdiri dari lima jenis, yaitu Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan.

"Gunungan tersebut akan dikeluarkan secara berurutan dari Keraton sesuai dengan urutan tadi," kata Kanjeng Rinta, sapaan akrab KRT Rintaiswara.

Tiga Gunungan Kakung peruntukannya masing-masing untuk Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan. Sementara sisanya masing-masing berjumlah satu buah dan ikut dirayah di Masjid Gedhe, bersama dengan satu Gunungan Kakung.

Ia melanjutkan, gunungan dibawa dari Bangsal Pancaniti, Kamandungan Lor oleh Abdi Dalem Kanca Abang melalui Regol Brajanala-Sitihinggil Lor-Pagelaran lewat barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe.

"Di Masjid Gedhe, setelah didoakan, akan ada dua buah gunungan yang dibawa menuju Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan," kata Kanjeng Rinta.

Sementara itu terdapat sepuluh Bregada Prajurit Keraton yang mengawal gunungan. Mereka adalah Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa.

Bregada Bugis mengawal gunungan hingga Kepatihan. Sementara gunungan untuk Pura Pakualaman akan dikawal oleh Prajurit Pura Pakualaman yakni Dragunder dan Plangkir.

"Sayuran serta palawija yang menjadi bahan dalam Gunungan melambangkan bahwa sejatinya kita adalah masyarakat agraris," terangnya.

Sejak dimulainya rangkaian peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW, diberlakukan no fly zone di kawasan Keraton Yogyakarta. Artinya, masyarakat dilarang untuk menerbangkan drone dan sejenisnya 0-150 meter dari permukaan tanah (0-492 feet AGL). Larangan ini dikuatkan dengan diterbitkannya NOTAM oleh Airnav Indonesia.

Aturan itu diberlakukan guna mendukung kelancaran seluruh prosesi, sekaligus memberikan penghormatan terhadap jalannya Hajad Dalem dan ubarampe yang dibagikan sebagai perlambang sedekah raja. Larangan ini juga menyangkut pelibatan dua ekor gajah dalam iring-iringan gunungan.

Kegiatan berjalan dengan aman dan lancar. Masyarakat tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut. (Humas Polsek Gondomanan)


Tribrata News Terkait

Jangan lupa baca juga berita-berita online terkait di bawah ini