jogja.polri.go.id -Humas, Kepolisian Sektor (Polsek) Berbah, Polresta Sleman, berhasil mengungkap kasus tindak pidana pemerasan dengan kekerasan (curas) yang dilakukan oleh sekelompok pemuda dengan modus mengaku sebagai relawan polisi.

Aksi tersebut terjadi pada Kamis malam, 5 Juni 2025, sekitar pukul 22.00 WIB, di Jalan Jogja-Solo Km 11,5, tepatnya di wilayah Mangunan, Kalitirto, Berbah, Sleman.

Pelaku berjumlah tiga orang, masing-masing berinisial AAP (22), KR (18), dan QAC (16), yang saat kejadian berboncengan menggunakan satu sepeda motor.

Ketiganya menghentikan laju kendaraan korban yang tengah menikmati malam takbiran. Dengan gaya meyakinkan, pelaku menuduh korban terlibat tindak kejahatan dan mengaku akan membawa korban ke Polsek Kalasan untuk pemeriksaan.

Dalam kondisi terintimidasi, korban dan ketiga rekannya dipaksa menyerahkan sejumlah barang berharga, di antaranya empat unit handphone berbagai merek yaitu Infinix Note 30, Vivo Y100, iPhone XR, Oppo, serta uang tunai sebesar Rp650.000 yang disebut sebagai "jaminan" sebelum dibawa ke kantor polisi.

Korban yang merasa curiga atas tindakan para pelaku kemudian mendatangi Polsek Kalasan untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Setelah dilakukan pengecekan, diketahui bahwa para pelaku bukan merupakan anggota ataupun relawan resmi dari institusi kepolisian. Atas dasar itu, korban segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Berbah.

Kapolsek Berbah AKP Dwi Daryanto, S.H., M.I.P., dalam keterangan persnya menyampaikan bahwa tim Reskrim Polsek Berbah bergerak cepat menindaklanjuti laporan korban.

Melalui serangkaian penyelidikan dan pengumpulan informasi, para pelaku berhasil diamankan di kediaman masing-masing pada Rabu, 11 Juni 2025.

"Modus pelaku adalah menyamar sebagai relawan polisi untuk memperoleh keuntungan secara paksa. Ini merupakan bentuk tindak pidana pemerasan dengan kekerasan yang sangat meresahkan masyarakat," tegas AKP Dwi Daryanto, Jumat 13 Juni 2025.

Polsek Berbah mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap pihak-pihak yang mengaku sebagai aparat penegak hukum tanpa menunjukkan identitas resmi. Jika mengalami hal serupa, masyarakat diimbau untuk segera melapor ke kantor polisi terdekat.